Ma-iyatullah dan Optimisme Kader Dakwah

Ma-iyatullah dan Optimisme Kader Dakwah
Ma-iyatullah dan Optimisme Kader Dakwah

Kiriman Sanusi Al-Madli

LDK Al-Ihsan - Taujihat ini ditujukan kepada seluruh prajurit dakwah dimanapun berada, yang pantang mengenal lelah walaupun harus mendaki gunung dan mengarungi lautan agar keharuman dakwah Islam dinikmati seantero dunia.

Ikhwah dan akhwat yang di cintai Allah, Masih amat membekas di benak kita kisah tentang keteladanan seorang penggembala kambing di zaman Khalifah Umar ra. Inilah sosok pemuda yang akan terus menjadi ‘icon’ dakwah sepanjang masa. Betapa tidak, di tengah himpitan dan kerasnya pergulatan hidup ini tidak sekeping pun dari keimanannya, keyakinannya digadai, ditukar atau bahkan dijual demi mendapatkan kenikmatan hidup yang sesaat ini. Yang menarik dari kisah ini adalah kata kunci yang menjadi eye catching dari keseluruhan kisah ini yaitu “fa aina Allah?”. Kalimat sederhana itu mengalir dari lidah tegar penuh optimis seorang mukmin sejati. Kalimat “fa aina Allah” itu tidak dialamatkan untuk mencuri perhatian Khalifah Umar ra. atau sengaja ditujukan untuk mencari muka -carmuk- seperti yang sering dipertontonkan kebanyakan masyarakat di negeri ini saat kunjungan para pejabat ke mereka. Dia tidak lahir begitu saja, akan tetapi kalimat spektakuler ini dilafalkan dari sanubari hati yang paling dalam karena mahabbah kepada Allah SWT.

Ikhwah dan akhwat yang di cintai Allah, Demikianlah sikap kita dalam menjalani kehidupan dakwah ini. Sepanjang kultur “fa aina Allah” telah meresap dalam-dalam pada diri kita, inilah modal awal kita membangun optimisme dakwah. Bayangkan, seorang penggembala kambing yang hidup di tengah gurun, jauh dari pantauan siapa pun, tidak tersentuh teknologi tinggi -350 tahun lalu- mampu merekonstruksi ma’iyatullah begitu indah. Sudah barang tentu tidak sulit bagi kita merekonstruksi dan menghayati nilai-nilai ma’iyatullah di era teknologi informasi sekarang ini. Allah swt. sudah pasti dan selalu menyertai hamba-hamba-Nya yang beramal, bergerak, berjuang, dan berjihad demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Keyakinan ini sudah selayaknya menghujam pada diri kita, “Intanshurullah yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum.” (Muhammad: 10); “Alladziina jaahadu fiina lanahdiyannahum subuulana wa innalaaha la ma’al muhsinin.” (Al-Ankabut: 29).

Ikhwah dan akhwat yang di cintai Allah, Ma’iyatullah harus diartikan bahwa perjuangan menegakkan dien yang hak melalui jalan dakwah dengan ahdaf dan qararat didalamnya pasti didukung, ditolong, dan dibela Allah SWT. beserta bala tentaranya. Inilah fondasi dalam merangkai optimisme untuk memetik kemenangan demi kemenangan di jalan dakwah ilallah. Tidak boleh sedikit pun terbesit keputusasaan, pesimistis dan kehilangan harapan di dalam diri kita. Bahkan, sifat seperti ini dilarang Allah, “...walaa tahinuu fibthigho’il qoum… (An-Nisaa’: 104). Ma’iyatullah selalu berbuah ta’yidullah. Artinya, dukungan dan pertolongan berupa apa saja pasti Allah berikan kepada pembela, penolong, dan penegak dienullah ini. [fb]

Postingan Terkait

Ibadah 3088364898110862653

Post a Comment Default Comments

  1. Afwan.. istilah/kata-kata arab nya bisa dibuat penjelasannya ? ana kurang mengerti.. Jazakallah..

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan baik dan bijak. Komentar yang mengandung unsur sara tidak akan di publish oleh Admin.

Dapat juga berkomentar menggunakan akun Facebook dengan meng-klik Facebook Comment diatas kolom komentar ini.

emo-but-icon

Populer

Terbaru

Komentar

Temukan Kami di Facebook

Total Kunjungan

item