Kali ini, Jangan Biarkan Puasamu Sia-sia

Kali ini, Jangan Biarkan Puasamu Sia-sia
Ilustrasi (Foto: www.google.com)
Puasa bukanlah menahan lapar dan dahaga saja. Namun puasa hendaknyamenahan diri dari hal-hal yang diharamkan dan sia-sia. Jika tidak demikian, puasa seseorang jadi tidak ada nilainya. Yang didapati bisa jadi hanya lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut melainkan hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad 2: 373)
Sejelek-jelek puasa adalah yang hanya menahan lapar dan dahaga saja, sedangkan maksiat di bulan Ramadhan pun masih terus jalan. Sebagian salaf berkata,
“Tingkatan puasa yang paling rendah adalah hanya meninggalkan minum dan makan saja.” (Latho’if Al Ma’arif, hal. 277)
Maksiat secara umum mesti ditinggalkan saat berpuasa. Sebagaimana kata Al Baidhowi, «Maksud dari puasa bukanlah menahan lapar dan dahaga semata. Dalam puasa mestilah menahan diri dari nafsu jelek, mengekang jiwa yang mendorong kepada kejelekan dan diarahkan pada perihal yang baik-baik. Jika tidak demikian, Allah tidak akan memandang dan menerima amalannya.» (Fathul Bari, 4: 117)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Ini bukan berarti diperintahkan untuk meninggalkan puasa. Namun maksudnya adalah peringatan keras agar tidak berkata dusta.

Yang dimaksud qoul az zuur adalah berkata dusta, melakukan ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba) dan mencela muslim yang lain. Sedangkan mengamalkan az zuur adalah dengan malas mengerjakan shalat di waktunya, enggan shalat berjama’ah di masjid (bagi pria), melakukan jual beli yang haram, memakan riba, mendengarkan musik, juga berlebih-lebihan (boros) dalam membuat makanan untuk berbuka karena boros termasuk perbuatan terlarang. (‘Umdatul Fiqh, 1: 562).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan kata-kata kotor. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (HR. Ibnu Khuzaimah 3: 242)
Syaikh Prof. Dr. Musthofa Al Bugho berkata bahwa mencela, berdusta, ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba) dan semacamnya termasuk perbuatan yang haram secara zatnya. Namun dari sisi orang yang berpuasa, hal ini lebih berbahaya karena bisa menghapuskan pahala puasa, walau puasanya itu sah dan telah dianggap menunaikan yang wajib. Sehingga perkara ini tepat dimasukkan dalam adab dan sunnah puasa.

*Diambil dari Buku Panduan Puasa Ramadhan, Karya M. Tausyikal (Pimred Muslim.or.id)

Postingan Terkait

Ibadah 5782697102034974293

Post a Comment Default Comments

Berkomentarlah dengan baik dan bijak. Komentar yang mengandung unsur sara tidak akan di publish oleh Admin.

Dapat juga berkomentar menggunakan akun Facebook dengan meng-klik Facebook Comment diatas kolom komentar ini.

emo-but-icon

Populer

Terbaru

Komentar

Temukan Kami di Facebook

Total Kunjungan

item